Postingan

Bahagia kah?

Menyadari bahwa tiada tempat untuk berpongah ria. yang bahkan tak bisa membantah untuk sebuah label jago kandang. Tidak ada ruang untuk menengadah meninggi dagu, karena engkau laksana debu. Yang berhamburan, bahkan hanya oleh sapuan lunak  angin lambat yang bertiup dengan gontai. Bersembunyi di balik bayang-bayang gelap. Dengan segala selubung pembenaran. ah... sebegitu susahkah menjadi seperti biasa? Tapi, dari sekian banyak episod-episod perjuangan yang paling berat bukanlah kehampaan sunyi dalam riuhnya keramaian bukanlah gelapnya malam dibawah bentangan sayap purnama Yang membuat nanar dan layu itu adalah ketika terdiam seribu pana, tak bisa menjawab, untuk  sebuah tanya dari syair yang dibawa angin timur Apakah orang-orang yang bersamamu bahagia?

Berhenti bermain bersama waktu

Hari-hari yang berpendar redup silih berganti dengan kemilau terang Menapak-napak belukar, mencoba mencari-cari ujung jalan. Kias-kias kata penuh makna nan pernah dilontar tentang bait-bait penjinakan liarnya waktu. Seolah tak mampu menggerakkan jiwa untuk bekerja lebih keras. Seolah tak kuasa mendorong diri untuk berproses lebih cepat. Hingga ia, makin membuat diri menunduk ke bawah, menatap  sendu bayang diri dengan malu. Tapi, kadang memang diri perlu dipaksa agar tak lama larut bermain-main bersama waktu. Agar tak berlama bermanja-manja dengan fatamorgana lapangnya waktu Yang sejatinya adalah sempit. Paksa diri bukan... bukan untuk bekerja lebih keras Bukan untuk berproses lebih cepat. Tapi paksa diri untuk segera berhenti bermain dan memulakan kembali perjuangan. Paksa diri untuk menyudahi menyuruk dibalik bayang-bayang paksa diri  dengan Basmallah, menyebut nama Allah untuk segera memulai usaha menuntaskan  tulisan demi tulisan dalam lembaran perjuangan. Ya, saat in...

tanya tak berjawab

dalam lantunan syair ketidak pastian mengernyitkan mata silau diterpa kerlip gemerlap simfoni dunia menata noktah-noktah warna nan perlahan memudar mencari rona dibalik jeruji tajam kungkungan was was melirik-lirik dengan tiada henti berdegup kencang dalam ketukan bait-bait syair nan tak beraturan menghela nafas dalam dan memapah semangat untuk tak melayang hilang mengusap-usap relung jiwa dari penatnya perjalanan dengan lirih membisikkan kata tak berjawab kamu bisa... kamu pasti bisa. dengan lirih membisikkan tanya tak berjawab. kita bisa? kita pasti bisa?

Waktu kan tuntaskan segalanya

Waktu memanglah benar kan menuntaskan segalanya Ia akan tanpa pandang bulu melumat segalanya dengan kuasa yang diberikan Tuhan atasnya Tinggal bagaimana kita sebagai manusia meninggikan semangat juang dan membumikan penghambaan Tinggal bagaimana kita manusia menderapkan langkah tegap kerja keras disela lantunan rapalan dzikir-dzikir syahdu Tinggal bagaimana manusia Melambungkan asa dan impian menjulang keangkasa Namun dengan usaha dan ketekunan berlari datar di muka bumi Tinggal manusia menjalankan tugas syarat keberkahan seirama langkah waktu nan sedang menjalankan tugasnya Menuntaskan segalanya dengan kuasa Tuhan yang diberikan kepadanya

Insya Allah esok lebih baik

Patah-patah doa nan dilantunkan mencoba mengantar harap dan semangat untuk juang nan sedang ditabuh dan dilarungkan untuk sebuah janji pengabdian Lelah dan gundah menjadi saksi keseriusan ditengah banyak alpa dan kekurangan Ya Rabb, ampunkan dan berilah hamba petunjuk dan keberkahan tebar-tebar semangat menjadi saksi untuk sebuah keseriusan walau progres masih jauh dari idealnya namun langkah tetap harus ditegapkan. Insya Allah esok lebih baik

Tetap indah bersemi mekar

Kerlap kerlip cahaya menyapu pandangan malam meliuk-liuk disela tetesan sisa-sisa hujan menari berkejaran sambil memantulkan desing-desing simfoni harum wangi pendar rindu membasahi relung hati nan getir memberi hangat di tengah terpaan angin dingin  laksana membisik pesan bahwa biarkan musim sedang gugur namun cinta tetap indah bersemi mekar Laksana membelai lembut dan lagi-lagi membisik pesan walau beban sedang berat namun cinta tetap indah bersemi mekar Dari sudut temaram kota Melbourne Di penghujung Musim Gugur nan dingin dan basah Ku sampaikan salam rindu

Berlayar di jalan taqwa

Manusia memang lah uniq dan karenanya tak perlu berisau hati terlalu larut Tuhanmu telah gariskan jalan nan bisa engkau pilih ya kita Allah berikan pilihan apakah kan terbang melayang di jalan fujur atau mengarungi samudra luas jalan taqwa Dan bagi mereka nan memilih jalan taqwa jika lah kan ditanyakan padanya, ia kan menjawab bahwa jalan ini penuh dengan uji  penuh dengan tantangan dan onak duri layaknya samudra luas tempat badai dapat datang sekonyong-konyong namun hanya ada satu pilihan selamat yaitu terus berlayar dan mengikuti petunjuk arah ke tempat tujuan. hanya dengan itu kapal bisa berlabuh di dermaga Jannah. Tapi walaupun begitu, badai tak kan lah selalu menerjang. banyak keindahan dan pesona nan bisa dinikmati selama pelayaran. Dan dengan bekal cukup, kemampuan nan cakap, kapal nan kuat serta keteguhan berpegang pada pedoman arah.  Ia kan dapat berlabuh sampai selamat di tujuannya. Semoga kita berada dalam kapal-kapal mengarungi samudra taqwa menuju dermaga jannah.